Selasa, 05 Juli 2011

(Keagungan suku kata Om dan mantra lima suku kata)


1.      Suku kata Om merupakan sebuah perahu istimewa yang akan menyeberangkan kita dari samudra keduniawian. (Pranava berasal dari kata Pra = Prakriti atau keduniawian, dan Nava yang berarti perahu)
2.      Atau Pranava juga berarti ‘tidak ada dunia untukmu’ atau juga berarti itu yang menuntunmu menuju pembebasan’.
3.      Pranava juga berarti ‘itu yang menuntun pada pengetahuan yang baru’ Setelah menghancurkan semua kegiatan perbuatan, maka orang yang mengucapkan Pranava dan melakukan puja  akan mendapatkan, pengetahuan yangbaru tentang jiwanya. Pranava ini terdiri dari dua wujud yaitu wujud yanghalus dajn wujud yang kasar.
4.      Wujud yang halus terdiri dari satu suku kata dimana persatuan lima suku kata pembentuknya tidak terbedakan lagi. Sedangkan wujud yang kasar terdiri dari limasuku kata dimana semua suku kata yang ada termanifestasikan didalamnya.
5.      Wujud yang halus diperuntukkan bagi para Jivanmukta (mereka yang telah mengalami pembebasan). Perlunya perenungan terhadap suku kata ini adalah untuk menghancurkan kesan badaniah atau keduniawian.
6.      Jika kesan ini telah musnah, maka tidak diragukan lagi, roh itu akan bersatu dengan Shiva. Meskipun hanya dengan pengucapan mantra ini, maka ia akan mencapai persatuan dengan Shiva (samadhi).
7.      Orang yang mengucapkan mantra Pranava sebanyak 36 crore tidak diragukan lagi akan mecapai samadhi. Wujud halus Pranava ini juga terbagi menjadi dua yaitu yang panjang dan yang pendek.
8.      Wujud yang panjang hanya ada didalam hati seorang yogi- dalam wujud terpisah, huruf A, U, M Bindu dan Nada. Wujud ini dipenuhi dengan kekuatan suara sang waktu. Shiva, Shakti dan persatuan keduanya ditandai dengan huruf ‘M’ yang lebur dalam tiga huruf lainnya. Inilah yang disebut sebagai Pranava yang halus dalam bentuk singkat atau pendek. Pranava ini harus diucapkan oleh mereka yang ingin menghapuskan dosa-dosanya.
9.      Lima unsur yang terdapat dialam ini yaitu ether, udara, api dan tanah dan lima unsur halusnya yaitu suara, sentuhan, wujud, rasa dan bau, semua ini akan bersatu dalam rangka pencapaian suatu keinginan yang disebut Pravritta. Pranava yang berwujud halus dalam bentuk singkat ditujukan pada mereka yang menginginkan keberlanjutan kesadaran duniawi dan mereka yang tidak menginginkan kedunawian (87). Pranava hendaknya dipergunakan pada permulaan Vyahrti (88), mantra permulaan Veda, dan dalam pelaksanaan doa pagi dan sore bersamaan dengan Bindu dan Nada. Jika ia mengucaopkan mantra ini sembilan crore maka ia pasti akan menjadi sebuah jiwa yang murni.
10.  Mengucapakan lebih lanjut sebanyak sembilan crore lagi maka ia akan mengalahkan unsur bumi atau tanah. Sembilan crore lagi akan membuatnya mengalahkan unsur air.
11.  Demikianlah seterusnya, setiap pengulangan sembilan crore akan memungkinkannya untuk mengatasi elemen-elemen lain seperti udara, api dan ether.
12.  Lima unsur halus seperti bau, rasa, sentuhan dan sebagainya juga bisa diatasi dengan pengucapan secara berulang-ulang sebanyak sembilan crore untuk mesing-mesing elemen hingga ahirnya setelah semua elemen itu hancur maka tinggallah sang ego yang perlu untuk ditundukkan dengan sembilan crore japa.
13.  Dengan secara teratur mengucapkannya sebanyak seribu kali, maka sang pemuja akan menjadi suci murni. Oleh karena itu, para brahmana sekalian, pranava mantra ini sangat membantu dala pemenuhan keinginan seseorang.
14.  Seorang penyembah yang melakukan japa sebanyak seratus delapan crore Pranava mantra dan telah mencapai penerangan akan menguasai Suddhayoga.
15.  Seorang yang telah menguasai Suddhayoga sudah tentu telah menjadi jiwa yang terbebas. Seorang Mahayogi yang melakukan japa dan meditasi secara khusus pada Shiva dalam wujud Pranava dan mempertahankan kesadaran mistiknya, sudah tentu akan menjadi Shiva sendiri. Ia harus melakukan japa setelah sebelumnya melakukan Angayasa (suatu ritual dengan menyentuhkan jari pada bagian-bagian tubuh tertentu) dan membangkitkan rshi, dewa dan metre dari mantra yang bersangkutan.
16.  satu bagian dengan sloka 24
17.  Penyembah yang melatih Pranayama, dengan disertai ritual Angayasa akan menjadi seorang rshi. Ia akan mencapai pahala dari ritual Nyasa yaitu berkah dari sepuluh Ibu suci (dewi) dan pencapai enam jalan.
18.  Sedangkan mereka yang melakukan kegiatan dan tidak menyenangi kegiatan atau melakukan keduanya, dianjurkan untuk melakukan japa Pranava yang kasar. Shivayogi adalah tiga jenis orang suci yang mengabdi pada tiga jenis kegiatan yaitu ritual, tapabrata dan Japa. Kriyayogin adalah orang yang berkecimpung dan menguasai upacara ritual, menyumbang dan bersujud dan mengucapkan ‘namah’ dan sebagainya. Tapoyogin adalah orang yang tidak menyakiti mahluk lain dan mengendalikan Indera berpantang makan dan melakukan puja. Sedangkan Japayogin adalah orang yang tenang, hanya melakukan Japa dan terbebas dari segala keinginan dan juga melakukan kegiatan yang dilakukan oleh seorang Tapoyogin.
19.  satu bagian dengan sloka 27
20.  satu bagian dengan sloka 27
21.  satu bagian dengan sloka 27
22.  Seorang yang berhati tulus akan mencapai pembebasan selangkah demi selangkah, diawali dengan Salokya sebagai hasil penyucian dari pemujaan yang dilakukan pada para Shiva yogi dengan enam belas pelayanan Homa.
23.  Para brahmana sekalian, sekarang aku akan menjelaskan tentang Japayoga, maka dengarkanlah. Bahkan orang yang melakukan Tapabrata akan harus melakukan japa untuk menyucikan dirinya.
24.  Para brahmana sekalian, mantra lima suku kata Shiva adalah Pranava dalam bentuk kasar. Nama Shiva digunakan di akhir sedangkan kata ‘namah’ mengawalinya. (Namah Shivaya = sujud pada Shiva). Mantra ini telah menjelaskan lima prinsip.
25.  Japa dari mantra lima suku kata harus selalu menyertakan Pranava. Seseorang bisa mendapatkan segala sesuatu dengan melakukan japa mantra lima suku kata.
26.  Para brahmana sekalian, penyembah hendaknya selalu mengikuti instruksi gurunya, duduk ditempat yang telah dibersihkan terlebih dahulu, lalu memulai melakukan Japa. Latihan hendaknya dimulai pada Caturdashi saat bulan bersinar setengah dan diselesaikan pada saat Caturdashi bulan mati.
27.  Bulan Magha dan Bhadrapada adalah bulan yang paling bertuah dari bulan-bulan lainnya. Pada perioda waktu melakukan japa ia hendaknya makan sekali sehari dengan jumlah yang terbatas. Ia harus berhenti dari kebiasaan melakukan pembicaraan yang tidak berguna dan mengencalikan seluruh oergan inderanya. Ia dengan tulus ikhlas harus melakukan pelayanan pada orang tuanya, raja atau majikannya atau siapa saja yang menjadi tempat berlindungnya. Dengan melakukan Japa sebanyak seribu kali, maka ia akan terbebas dari perasaan berhutang budi.
28.  satu bagian dengan sloka 36
29.  Mantra lima suku kata hendaknya diucapkan sebanyak 500.000 kali, sambil membayangkan berbagai aspek Shiva yang sedang duduk dalam pose teratai. Beliau adalah penganugrah segala pahala. Beliau memiliki bulan sabit di dahiNya. Beliau juga memberikan tempat untuk dewi Gangga pada jalinan rambutNya. Dengan Sakti yangduduk di paha kirinya, beliau bersinar cemerlang dengan dikelilingi oleh para pelayan setiaNya. Beliau melakukan Abhayahasta (tangan terangkat tanda memberi berkah dan pembebasa ndari rasa khawatir). Beliau adalah asal dari segala berkat. Beliau adalah Sadasiva. Awalnya beliau harus selalu dipuja secara mental atau dibayangkan bersthana dihati atau diwilayah matahari. Ketika melakukan japa ini, ia hendaknya menghadap kearah matahari terbit. Semua perbuatannya harus suci murni,. Pada pagi hari pada saat caturdashi ada perioda bulan mati, setelah melakukan semua dutinitas paginya, maka ia harus duduk ditempat yang nyaman. Ia harus mengendalikan inderanya. Ia harus mengucapkan mantra lima suku kata sebanyak 12000 kali.
30.  satu bagian dengan sloka 38
31.  satu bagian dengan sloka 38
32.  satu bagian dengan sloka 38
33.  satu bagian dengan sloka 38
34.  Untuk kepentingan puja ia harus mengundang limap enyembah Shiva yang agung bersama para istri mereka. Salah satunya hendaknya adalah seorang guru yang istimewa yang akan ditunjuk untuk mewakili wujud Sambha, yang lainnya mewakli Isana, yang ketiga mewakili aspek Shiva yang disebut Aghora, yang keempat adalah mewakili Vama dan yang kelima adalah mewakili aspek Shiva yang disebut sebagai Sadyojata.
35.  satu bagian dengan sloka 43
36.  Semua bahan persembahan untuk puja hendaknya dipersiapkan terlebih dahulu maka puja baru bisa dilakukan. Jika puja yang dilakukan pada awalnya, maka harus diikuti dengan pesembahan ritual dari awal hingga akhirnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Mentega yangdipakai hendaknya dibuat dari susu sapi murni yang tubuhnya tampan dan perkasa. Ia harus membuat sepuluh, seratus, atau ribuan persembahan atau meminta para penyembah Shiva untuk membuatnya. Dalam hal ini, persembahan hendaknya terdiri dari seratus delapan persembahan.
37.  satu bagian dengan sloka 45
38.  satu bagian dengan sloka 45
39.  Pada akhir upacara harus dilakukan pemberian sumbangan, sedekah, para guru diberikan dua sapi (satu sapi jantan dan satunya lagi adalah yang betina) sebagai bayaran untuk beliau. Lima penyembah Shiva yang telah diundang hendaknyadipuja dan ia harus mandi dengan air yang dipakai untuk membasuh kaki para penyembah itu. Maka dengan demikian ia akan memperoleh pahala dari melakukan permandian di 36 crore sungai suci.
40.  satu bagian dengan sloka 48
41.  Ia harus membuat sumbangan hadiah berupa makanan yang telah dimasak dan sepuluh benda-benda cadangan dengan penuh ketulusan. Istri guru kerohaniannya harus diperlakukan sebagai sang dewi Agung (para).  Istri para penyembah lainnya hendaknya juga diperlakukan sebagai Isana dan sisanya hendaknya diperlakukan dengan hormat. Mereka harus diberikan benda-benda yang suci bagi Shiva seperti biji Rudhraksha, kain, dan diberikan sumbangan makanan yang enak setelah melakukan ritual pagi. Kemudian japa harus diakhiri dengan doa-doa pada para dewa.
42.  satu bagian dengan sloka 50
43.  satu bagian dengan sloka 50
44.  Setelah melakukan Purascarana (pengulangan mantra yang diikuti dengan persembahan), maka pelaku rumah tangga akan dianugrahi dengan keampuhan mantra ini. Jika ia melanjutkannya dengan melakukan lima ratus ribu japa lagi maka segala dosa akan dihancurkan.
45.  Setiap limaratus ribu pengulangan mantra yang mengucapkannya akan dianugrahi dengan kekayan dan kesejahteraan yang terdapat dalam berbagai loka dimulai dengan Atala hingga ke Satyaloka.
46.  Jika seorang penyembah meninggal dalam proses pelaksanaan japa itu maka ia akan lahir dibumi ini setelah menikmati berbagai kesenangan di alam-alam lain. Maka ia harus melanjutkan japa yang dilakukannya setelah mendapatkan pahala dekat dengan Brahman.
47.  Setelah  pengucapan sebanyak limaratus ribu kali lagi maka ia akan mengalam persatuan dengan Brahman. Jika sepuluh juta japa dilakukan maka ia akan menjadi idantik dangan Brahman itu sendiri.
48.  Demikianlah setelah terserap dalam Karyabrahman (perbuatan Brahman) maka ia mendapatkan segala jenis kenikmatan yang bisa disebutkan hingga tiba masa persatuan abadinya dengan Brahman.
49.  Dalam Kalpa berikutnya ia akan lahir sebagai putra Brahma. Setelah dicerahi oleh Brahman dalam tapa brata yang dilakukannya maka ia akan terbebas sepenuhnya.
50.  Empat alam dimulai dari Patala dan berakhir di alam Satya diliputi oleh lima elemen seperti tanah dan sebagainya. Inilah yang disebut sebagai dunia-dunia Brahma.
51.  Ada empat belas alam Vishnu dimulai dari Satyaloka hingga berakhir di Ksama. Di alam Ksama, Vishnu yang istimewa berada dikota Vaikuntha yang amat indah bersama Lakshmi menikmati kebahagiaannya. Diatas itu dan diakhiri dengan dua puluh delapan.
52.  satu bagian dengan sloka 60
53.  Di alam Kailasa yang suci, Rudra, sang penghancur dari segala ciptaan berada. Diatasnya lagi ada limapuluh enam alam yang diakhiri dengan alam Ahimsa.
54.  Para dewa yang berkuasa dan melakukan kegiatan berada di sebuah kota yang disebut sebagai Jnanakailasa di alam Ahimsa.
55.  Pada akhir dari alam ini terdapatlah roda waktu dan diatas roda waktu ini terdapatlah sebuah ruang angkasa yang disebut sebagai Kalatita. Disana Kala (penguasa kematian berada) dengan dilatarbelakangi oleh Shiva dan atas nama Cakreswara, mempersatu kan semua unit waktu. Dalam kegiatannya ia memporakporandakan Dharma dalam wujud seekor kerbau dengan empat kaki yang melambangkan ketidakjujuran, kekotoran, kekerasan dan sikap kasar. Ia bisa memakai wujud apa saja yang diinginkannya. Ia mengambil wujud seeskor kerbau besar, yang kaya dengan sifat Atheisme, memiliki prajurit yang jahat dan mengucapkan kata-kata yang selalu bertentangan dengan Veda. Ia memiliki seorang teman setia yang disebut sebagai amarah. Ia berkulit hitam dan kadang-kadang ia juga dipanggil sebagai Maheswara.
56.  satu bagian dengan sloka 64
57.  satu bagian dengan sloka 64
58.  satu bagian dengan sloka 64
59.  Dibawah itu adalah kenikmatan Karmabhoga yang merupakan hasil dari perbuatan dan tindakan. Diatas titik itu adalah Jnanabhoga (kenikmatan dari pengetahuan). Dibawahnya adalah Karmamaya dan diatas titik itu adalah Jnanamaya.
60.  Penjelasan Karmamaya - Ma berarti Lakshmi yaitu Karmabhoga. Pencapaiannya disebut sebagai Maya. Kata Ma diartikan sebagai Lakshmi. Pencapaiannya adalah Maya.
61.  Dibawah titik itu adalah Nityabhoga (kebahagiaa abadi). Dibawahnya adalah Nashvarabhoga (kebahagian sementara). Dibawahnya adalah ketidaknyataan dan diatasnya adalah kebebasan.
62.  Ikatan kematian ada tepat dibawahnya. Diatas itu tidak ada lagi keterikatan. Mereka yang melakukan perbuatan dengan penuh hasrat berad adan mengembara dialam ini.
63.  Kenikmatan yang diperoleh dari pelaksanaan upacara tanpa keinginan untuk mendapatkan pahala dikatakan ada diatas alam ini. Mereka yang melakukan pemujaan terhadap rahim dikatakan berada di bawah alam ini.
64.  Pemuja patung linggam yang tidak dipengaruhi oleh keinginan bisa pergi keatas alam ini. Sedangkan mereka yang memuja dewa selain Shiva akan  hidup dibawah alam ini.
65.  Hanya mereka yang memuja Shiva saja yang bisa melampau alam ini. Dibawah alam ini terdapat milyaran jiwa. Sebagaimana pada alam lain, ada tembok besar yang menjadi pembatas dari alam-alam ini.
66.  Orang yang terikat akan keduniawian akan tetap berada dibawah alam ini sedangkan mereka yang telah mencapai pembebasan akan mencapai alam diatasnya. Sedangkan mereka yang memuja substansi alam akan mengembara dibawahnya lagi.
67.  Mereka yang memuja kekuasaan Purusa akan naik ke alam yang lebih tinggi. Saktilinga berada dibawahnya sedangkan Shiva lingga berada diatasnya lagi.
68.  Linga yang tidak termanifestasikan berada dibawahnya akan tetapi yang termanifestasikan berada diatasnya. Linga yang bisa dipahami wujudnya berada dibawah alamini sedangkan lingay ang tak terpahami wujudnya berada diatas alam ini.
69.  Linga eksternal berada dibawah alam ini dan yang internal berada diatasnya. Shaktiloka yang berjumlah seratus duabelas berada dibawahnya.
70.  Bindurupa berda dibawahnya dan Nadarupa ada diatasnya. Karmaloka berada dibawahnya dan Jnanaloka berada diatasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar