Selasa, 05 Juli 2011

BAB VII (Shiva memanifestasikan diri dalam sebuah kolom cahaya api yang tanpa ujung pangkalnya ditengah pertarungan Brahma-Vishnu)


Ishwara berkata  :
1.      Anak-anakku sekalian, jayalah kalian semua.Aku harap seluruh semesta dan para dewa yang senantiasa berada dibawah perlindungan Ku, bisa berkembang dalam tugasnya masing-masing.
2.      Para dewa sekalian, perkelahian antara Brahma dan Vishnu telah aku ketahui. Jadi kekhawatiran kalian tidak perlu diperpanjang lagi.
3.      Demikianlah penguasa dari para dewa itu berusaha menghibur para dewa yang sedang ketakutan.Kata-kata manis beliau sungguh sangat berarti bagi mereka yag sedang dalam keadan dahaga kasih dan perlindungan.
4.      Ditempat itujuga, sang dewa menyatakan keinginnya untuk pergi kemedan perang antara Hari dan Brahma dan segera menyuruh para pelayannya yang terdiri dari seratus komandan pasukan.
5.      Maka sebuah prosesi yang diiringi dengan alunan musik dibuat untuk memulai perjalanan itu. Para komandan pasukan sudah siap dengan berbagai peralatan dan kini telah duduk di kereta masing-masing. Sedangkan sang dewa, tuan dari dewi Ambika, kini mulai menaiki kereta ilahi beliau yang berwujud seperti Omkara, dan di belakang dan depannya dihiasi dengan lima permata istimewa. Beliau ditemani oleh para putra-putraNya dan para Gana sedangkan para dewa yang lainnya mengikuti dari belakang.
6.      satu bagian dengan sloka 5
7.      Dengan diiringi umbul-umbul yang terdiri dari berbagai warna, bendera, hujan bunga, alunan musik dan tarian serta kecantikan Parwati yang amat elok, maka sang Pasupata (Shiva) kemudian pergi ke medan perang dengan ditemani oleh pasukannya. 
8.      Setelah mengamati pertarungan itu tiba-tiba sang dewa menghilang dari tempatnya semula. Permainan musik seketika berhenti dan sorak-sorai rombongan itu mendadak berhenti juga.
9.      Sementara itu ditengah medan perang, Brahma dan Vishnu bersiap-siap untuk menyaksikan efek dari senjata hebat yang mereka keluarkan.
10.  Seandainya senjata itu bertemu maka nyalanya saja sudah cukup untuk menghancurkan seluruh semesta dan ketiga dunia. Melihat bahaya besar yang akan mengancam semesta itu maka Shiva segera mengeluarkan wujud Ilahi beliau yang berupa sebuah kolom api yang tidak berujung pangkal ditengah kedua dewa yang sedang bertarung itu.
11.  satu bagian dengan sloka 10
12.  Maka sebagai akibatnya, kedua senjata yang siap untuk menghancurkan ketiga dunia itu, tiba-tiba larut ke dalam kolom cahaya api tadi yang tiba-tiba muncul di tengah dua senjata dahsyat itu.
13.  Melihat pemandangan yang mengherankan itu, maka kedua dewa yang bertarung mulai saling bertanya,” benda ajaib apa itu?”
14.  “ Apa gerangan tiang api yang menyala itu? Tampaknya benda itu sangat hebat dan berada diluar jangkauan imajinasi kita. kita harus mencari ujung dan pangkalnya.”
15.  Setelah membuat kesepakatan bahwa Vishnu bertugas untuk mencari pangkalnya sedangkan Brahma mencari ujungnya, maka keduanya mulai bersiap-siap untuk menunjukkan kehebatan masing-masing.
16.  “ Tidak ada yang akan mengatasi kita jika kita bersatu,” Setelah berkata demikian maka dewa Vishnu kemudian mengambil wujud seekor babi hutan maha sakti dan pergi untuk menyusuri pangkalnya sedangkan Brahma kemudian mengambil wujud seekor angsa dan pergi untuk mencari ujung dari kolom api ajaib itu. Dengan menembus semua alam bawah tanah Vishnu berusaha untuk menemukan pangkal dari benda ajaib itu namun beliau tidak berhasil menemukannya. Karena telah benar-benar kehabisan akal maka beliau kemudian kembali ke tempat semula.
17.  satu bagian dengan sloka 16
18.  satu bagian dengan sloka 16
19.  Tuan rshi , sedangkan ayah anda yang pergi keatas melihat sekuntum bunga ketaki yang kebetulan jatuh dari atas.
20.  Sebenarnya saat Brahma dan Vishnu sedang bertarung, dewa shiva tertawa melihat tingkah mereka sehingga bunga Ketaki yang berada di pusar beliau jatuh. Meskipun telah jatuh selama beribu-ribu tahun namun harum dan sinar dari bunga ini sama sekali tidak pudar. Sebenarnya bunga itu dimasudkan untuk memberkati mereka berdua.
21.  satu bagian dengan sloka 20
22.  (Brahma berkata), “Penguasa seluruh bunga, siapa yang telah memakai anda? Mengapa anda jatuh? Aku adalah Brahma dalam wujud seekor angsa untuk mencari ujung dari benda misterius ini?”  (Bunga ketaki itu kemudian menjawab),” Aku sendiri jatuh dari tengah benda  yang sedang kau cari ujungnya dan untuk sampai disini ribuan tahun telah aku lalui. Kelihatannya aku tidak tahu bagaimana anda bisa mencari puncak benda ini”
23.  satu bagian dengan sloka 22
24.  “ Kawan, sekarang aku akan memintamu untuk melakukan sesuatu untukku. Dihadapan Vishnu kau harus berkata’ Dewa vishnu, puncak dari kolom api telah ditemukan oleh Brahma. Aku adalah saksinya”setelah berkata demikian brahma berulangkali bersujud pada sang bunga. Pepatah mengatakan ’pada saat mendesak cara apapun dihalalkan’ dan demikian pula halnya dengan Brahma.
25.  satu bagian dengan sloka 24
26.  (Setelah kembali ketempat semula) melihat Vishnu yang tidak berdaya dengan wajah pucat karena gagal mendapatkan pangkal dari benda ajaib itu, maka Brahma mulai berpura-pura menari kegirangan dihadapan Vishnu.Menyadari hal itu, maka dengan rendah hati Vishnu mengakui bahwa ia tidak sanggup mencari pangkal dari benda misterius itu. Namun brahma berkata sebagai berikut.
27.  “ Hari, puncaknya telah aku temukan. Dan bunga Ketaki inilah yang menjadi saksinya.” Sebaliknya bunga Ketaki juga membenarkan kata-kata Brahma. Sedangkan Hari yang mengetahui bahwa dirinya tidak bisa mengelak lagi dan menerima semua itu sebagai kebenaran dengan rendah hati bersujud pada Brahma. Beliau menyembah Brahma dengan enam belas cara penyembahan dan melakukan Homa (42) untuknya.
28.  satu bagian dengan sloka 27
29.  Shiva yang mengetahui kecurangan Brahma, segera menampakkan wujud beliau yang sebenarnya, beliau keluar dari tiang api yang membara itu. Melihat kedatangan dewa Shiva maka Vishnu berdiri dan bersujud pada Shiva dengan perasan penuh hormat.
30.  Adalah karena selubung Maya dan ketidaktahuan kami tentang diri anda, sehingga kami mencoba melakukan sesuatu yang sia-sia ini. Kami telah berusaha untuk menemukan ujung pangkal dari wujud ilahi anda. Oleh karena itu, mahluk agung maafkanlah kami, oh kepribadian yang mulia. Kami tahu ini semua tiada lain adalah permainan ilahi anda.
Ishwara berkata :
31.  “Hari yang terkasih, aku senang denganmu, karena sifatmu yang senantiasa mengabdi kepada kebenaran meskipun kau telah dipengaruhi oleh keinginan untuk menjadi penguasa dari seluruh semesta. Maka mulai sekarang kau akan mendapat kedudukan yang sama denganku dan umat manusia akan memujamu sama seperti mereka menghormatiku. Kau akan sangat dihormati.
32.  Mulai sekarang kau akan dipuja secara terpisah dariku. memiliki kuil tersendiri, patung, upacara suci dan ritual pemujaan yang tersendiri pula.
33.  Demikianlah sang dewa amat berkenan atas kerendahan hati Vishnu hingga beliau memberikan tempat yang sejajar dengan beliau dihadapan para dewa yang juga ikut menyaksikan peristiwa itu. 
            42. Sodasapacara : Adalah enambelas cara untuk memuja dewata seperti yang telah ada didalam kitab Veda. Namun dalam kitab Tantrasara disebutkan ada enampuluh empat cara untuk melakukan semua hal itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar