Minggu, 03 Juli 2011

BAB III (Terbebasnya Cancula dari ilusi dan keterikatan)


Saunaka berkata :
1.      Tuan Suta yang amat cerdas, anda sungguh terberkati dan maha tahu. Atas kemurahan hati anda hamba selalu mendapatkan penjelasan tentang banyak hal berulang-ulang.
2.      Pikiran hamba sangat gembira setelah mendengar cerita pendek yang menarik itu. Mohon ceritakanlah kisah lain yang akan mengembangkan bhakti kita pada Shiva yang tertinggi.
3.      Tidak seorangpun didunia ini yang setelah meminum nektar akan mendapatkan pembebasan, akan tetapi lain halnya dengan kisah shiva purana ini. Jika nektar ini diminum maka orang itu sudah pasti akan mendapatkan pembebasan.
4.      Sungguh anda adalah yang terberkati. Sungguh terberkatilah cerita Shiva yang membuat seseorang akan mencapai kerajaan Shiva.
Suta kemudian berkata  :
5.      O Saunaka, saya akan menceritakannya padamu meskipun hal ini adalah amat rahasia, karena anda adalah yang terutama diantara para sarjana Veda dan adalah pembimbing para pemuja Shiva.
6.      Tersebutlah sebuah desa yang bernama ‘Baskala’(14) dimana mereka yang menghina dan mencela Veda bermukim.
7.      Mereka adalah kelompok orang jahat yang suka menghalalkan segala cara untuk mencari penghidupan, mereka Atheis, suka berkelahi dan melakukan perbuatan hina.
8.      Mereka tidak mengetahui apapun tentang pengetahuan yang sejati, ketidakterikatan ataupun kebajikan. Mereka bermental brutal, dan senantiasa senang mendengarkan gosip jahat serta fitnah-menfitnah.
9.      Orang-orang itu tidak memperdulikan kasta serta tidak melakukan kewajiban mereka. Karena selalu tenggelam dalam kenikmatan duniawi maka mereka selalu melakukan perbuatan dosa.
10.  Para wanitanya bertubuh bungkuk, buruk rupa, serta jahat dalam setiap prilaku mereka. Mereka bertemperamen jahat, kehilangan moralitas, dan hampa terhadap perbuatan baik atau ciri kewanitaan yang pada umumnya.
11.  Di desa Bhaskala ini, dimana semua orang rata-rata memiliki temperamen dan perbuatan jahat, terdapatlah seorang brahmana jahat yang bernama ‘Binduga’.
12.  Ia adalah brahmana jahat yang senantiasa mengikuti jalan sesat. Meskipun ia memiliki seorang wanita cantik namun ia masih saja mencari pelacur. Kasih sayangnya pada istrinya sama sekali telah sirna.
13.  Ia melupakan istrinya yang setia yang bernama Cancula itu, dan tenggelam dalam kenikmatan bersama para pelacur.
14.  Bertahun-tahun berlalu tanpa ada jeda dari perbuatan hinanya itu. Karena takut menodai kesetiaanya pada suaminya, Cancula menahan rasa asmaranya tanpa ada yang mengisi hari-harinya.
15.   Akan tetapi setelah gairah remajanya mulai naik dan tidak tertahankan lagi, maka ia memutuskan untuk tidak lagi melekat pada suaminya dan menghentikan semua perbuatan baik yang telah ia jalani selama ini.
16.  Tanpa sepengetahuan suaminya ia mulai mengadakan hubungan zinah dengan seorang laki-laki lain. Dan setelah tenggelam dalam perbuatan hina itu maka iapun tidak terkendali lagi.
17.  Tuan rshi, pada suatu hari akhirnya sang suaminya mengetahui istrinya sedang melakukan perbuatan hina bersama seorang laki-laki lain.
18.  Melihat kelakuan istrinya itu maka dengan marah ia mendekati kedua pasangan selingkuh itu.
19.  Ketika lelaki yang diajak berselingkuh oleh Cancula itu mengetahui bawa sang suami akan datang maka ia dengan cepat melarikan diri dari tempat itu.
20.  Binduga yang jahat segera menangkap istrinya dan sembari melemparkan kata-kata kotor ia mulai memukuli Cancula berulang-ulang.
21.  Cancula yang telah berubah jahat oleh perlakuan suaminya itu mulai marah dan bersiap untuk mengatakan sesuatu pada suaminya yang jahat itu.
Cancula berkata :
22.  Sungguh manusia bodoh kau ini, kau sendiri telah menjalin hubungan gelap dengan para pelacur siang dan malam. Sementara itu kau mengenyampingkan aku sebagi istrimu yang setia dan siap untuk mempersembahkan masa mudaku untukmu.
23.  Aku istrimu yang masih muda dan kau buat teragitasi mental karena tidak pernah kau sentuh. Katakanlah jalan lain mana yang bisa aku tempuh jika aku diperlakukan seperti itu, oleh suamiku sendiri.
24.  Aku sangat cantik dan memiliki jiwa dan gairah muda, lalu karena tidak mendapatkan kepuasan sebagi seorang wanita darimu, aku menjadi amat sedih. Bagaimana aku bisa menahan semua itu?
Suta berkata :
25. Brahmin yang jahat yang bernama Binduga itu, ketika mendapat kata-kata seperti itu dari istrinya, tanpa teringat aan kesalahannya kemudian berkata.
Binduga berkata  :
26.  Memang benar kau menderita tekanan batin. Sekarang dengarkanlah ceritaku, aku akan menyampaikan sesuatu yang mungkin akan berguna untukmu. Kau tidak perlu khawatir.
27.  Kau boleh saja melakukan hubungan gelap dengan siapa saja yang kau suka. Kau tidak perlu takut untuk melakukan hal itu. Dapatkanlah sebanyak mungkin uang dari mereka dan berikanlah mereka kepuasan.
28.  Setelah itu kau harus menyerahkan semua uang itu kepadaku. Kau tahu kalau aku senang bermain wanita. Maka dengan begitu kita menjadi impas.
Suta berkata  :
29.  Istrinya, Cancula yang mendengar perkataan suaminya itu menjadi amat senang dan segera menyetujui apa yang dikatakan oleh suaminya itu.
30.  Maka setelah terjadi kontrak perbuatan jahat antara kedua orang yang tiada lain adalah suami istri itu, maka mereka berdua tidak canggung lagi untuk melakukan berbagai perbuatan hina.
31.  Cukup lama waktu yang telah dihabiskan oleh pasangan ini dalam melakukan berbagai perbuatan hina mereka.
32.  Setelah beberapa waktu Binduga yang jahat dan seorang wanita Sudra yang menjadi gundiknya, mati dan dinyatakan masuk neraka.
33.   Orang jahat ini terpaksa , meringkuk dalam waktu yang cukup lama di neraka karena perbuatan jahatnya selama di bumi.Ia menjadi seorang hantu di pegunungan Vindhya dan melanjutkan perbuatan jahatnya.
34.  Sementara itu setelah kematian suaminya yang jahat , maka ia mulai tinggal bersama anak-anaknya. Wanita ini terus melanjutkan perbuatan hinanya, hingga pada suatu masa ia kehilangan daya tarik, dan gairah mudanya.
35.  Satu bagian dengan sloka 34
36.  Karena kehendak yang diatas , pada hari yang dianggap bertuah ia kebetulan pergi ke kuil Gokarna (15) dengan ditemani oleh para kerabatnya.
37.  Sebagaimana biasa jika seseorang pergi ke kuil maka mereka melakukan permandian suci di sebuah telaga suci seperti tradisi mereka.
38.  Di dalam kuil, seorang sarjana Veda sedang menceritakan keagungan Shiva purana, dan beberapa diantaranya kebetulan didengar oleh Cuncula.
39.  Bagian yang kebetulan didengar oleh wanita ini adalah bagian yang menceritakan tentang  pelayan Yama yang akan memasukkan besi yang membara pada vagina orang yang melakukan perbuatan zinah. Cerita ini sengaja dibuat dalam purana ini untuk menumbuhkan ketidakterikatan pada hal itu, namun hal ini membuat Cancula menjadi gemetaran amat ketakutan.
40.  satu bagian dengan sloka 39
41.  Pada akhir ceramah itu, dimana orang-orang mulai meninggalkan kuil itu, Cuncula memberanikan diri untuk bertanya pada brahmin yang adalah sarjana Veda itu.                                                                Cuncula berkata :
42.  Tuan yang terhormat, mohon maafkanlah perbuatan hamba yang mungkin agak lancang bertanya pada anda. Mungkin dengan mendengar cerita hamba, anda akan berbelas kasihan pada hamba dan mengangkat hamba dari lembah derita ini.
43.  Tuan, dengan pikiran yang samasekali gelap, hamba telah melakukan dosa besar. Karena terbutakan oleh nafsu, hamba telah melakukan perbuatan hina dengan menjadi seorang pelacur.
44.  Sekarang ini, setelah mendengar ceramah anda yang sama sekali tidak disertai dengn rasa sentiment dan penuh ketidak terikatan, hati hamba menjadi terenyuh hamba sangat takut.
45.  Ampunilah hamba, seorang pelacur hina ini, yang terbutakan oleh nafsu, terikat oleh kenikmatan dunia hamba telah melakukan perbuatan yang terlarang.
46.  Tanpa sadar dosa besar yang menimbulkan kesedihan yang amat mendalam, hanya karena kenikmatan sesaat, telah hamba lakukan sebuah kejahatan besar.
47.  Namun ironisnya hamba tidak pernah tahu, apa yang akan menimpa hamba jika hamba melakukan semua itu. Pikiran hamba senantiasa tertuju pada hal yang jahat. Siapakah yang akan mau bermurah hati datang untuk menyelamatkan hamba dialam sana nanti?
48.  Pada saat kematian bagaimana hamba harus menghadapi para pelayan Yama yang menakutkan itu? Bagaimana rasanya jika mereka telah membawa hamba pada tiang gantungan?
49.  Bagaimana hamba harus menahan rasa sakit dan derita  di neraka itu? Lalu bagaimana hamba harus menahan penderitaan khusus yang diberikan atas perbuatan hamba di dunia ini.
50.  Hamba menyesal, tuan. Bagaimana hamba bisa melakukan pekerjaan dengan tenang pada siang hari, bagaimana hamba bisa tertidur pulas pada malam hari setelah mengetahui semua ini?
51.  Sungguh hamba memang tidak beres. Hamba merasa terbakar habis! Hatiku terasa tercabik-cabik! Hamba telah dikutuk melakukan semua itu! Hamba adalah pendosa besar!
52.  O nasib malang ! engkaulah yang mengarahkan semua pikiranku kepada jalan sesat ini!dengan sedikit sentuhan keras kepala kau telah menenggelamkan aku ke dalam jurang kedukaan! Kau telah dibuat melenceng dari tugasku yang sebenarnya membawa banyak kebahagiaan.
53.  Tuan Brahmana pendertiaan hamba ini adalah lebih menyakitkan dari pada mereka yang mati terjepit atau mereka yang mati dilempar dari atas gunung.
54.  Dosa hamba terlalu besar hingga meskipun dengan mandi disungai selama ratusan tahun, atau melakukan berbagai jenis yajna akan membersihkan dosa-dosa itu.
55.  Apa yang harus hamba lakukan? Kemana hamba harus pergi? Kepada siapa hamba harus mengadu? Hamba telah jatuh ke alam yang sesat. Siapa yang akan bermurah hati mengangkat hamba kembali kejalan yang benar?
56.  Tuan yang berhati mulia, anda adalah pembimbing hamba. Anda aku anggap sebagai ibuku. Anda juga adalah ibuku. Hamba berlindung pada anda. Hamba berada dalam jurang yang dalam ,mohon angkatlah hamba.

Suta kemudian berkata  :

Brahmin yang cerdas itu dengan penuh welas asih kemudian mengangkat Cuncula  (yang telah jijik dengan keduniawian), dari jurang kesengsaraan dan telah bersujud dikaki sang brahmin itu. Sang Brahmin kemudian berkata (sebagai berikut).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar