Selasa, 19 Juli 2011

BAB XIV(Penjelasan tentang persyaratan, waktu, dan tempat untuk melakukan upacara Devayajna dan sebagainya)


Para rshi berkata :
1.      Rshi Suta, yang utama diantara mereka yang mengetahui segala hal, mohon jelaskan pada kami tentang persyaratan, tempat dan waktu untuk melakukan Yajna itu.

Rshi Suta berkata :
            Rumah yang suci dan murni bisa digunakan untuk melakukan upacara Devayajna dan sebagainya.
2.      Kandang tempat sapi dipelihara akan memberikan efek yang sepuluh kali lebih hebat dari rumah yang suci. Di pinggir sebuah penampungan air seperti sumur besar akan memberikan pahala sepuluh kali dari tempat sebelumnya. Didekat tanaman Tulasi atau bilwa atau Ashvata akan memberikan pahala yang sepuluh kali dari tempat sebelumnya.
3.      Demikian juga dengan sebuah kuil, dipinggir sebuah tempat penampungan air yang besar, dipinggir sebuah sungai biasa, dipinggir sungai suci, dan dipinggir tujuh sungai Gangga suci sepuluh kali lipat membawa pahala dari yang sebelumnya. Tujuh sungai Gangga yang suci itu adalah Gangga, Godavari, Kaveri, Tamraparinka, Sindhu, Sarayu (78) dan Reva. Pinggiran sebuah sungai akan memberikan pahala yang besar daripada tempat sebelumnya. Sedangkan puncak sebuah gunung akan memberikan pahala yang lebih besar dari pada pinggiran sungai.
4.      satu bagian dengan sloka 3
5.      satu bagian dengan sloka 3
6.      Tempat dimana pikiran bisa tenang adalah tempat yang paling baik. Yajna, Dana, dan sebagainya sesuai dilakukan pada jaman Kreta yuga. Pada jaman Treta yuga mereka menghasilkan tiga perempat dari pahala yang sebenarnya. Pada jaman Dvapara, pahala yang didapatkan adalah setengahnya. Pada jaman Kali yuga hanya seperempat dari pahala yang sesungguhnya yang didapatkan.
7.      satu bagian dengan sloka 6
8.      Sebuah hari yang suci akan memberikan pahala yang biasa pada pemuja yang berjiwa murni. Para sarjana kerohanian, pada perioda matahari hendak berganti dari zodiak yang satu ke zodiak yang lain akan memberikan pahala yang sepuluh kali lipat.   
9.      Pada perioda dimana matahari menyentuh garis ekuator dan jarak antara siang dan malam menjadi sama (equinoxes), menjelang musim panas, pada perioda zodiak Capriconus, dan pada saat gerhana bulan dan matahari akan membawa pahala yang sepuluh kali lipat dari waktu-waktu yang disebutkan sebelumnya.  
10.  Hari yang bertuah dimana terjadi gerhana matahari total, lebih berkhasiat dari yang sebelumnya. Karena matahari sebagai wujud yang kosmik telah dipenuhi dengan racun atau keburukan (dilambangkan dengan tertutupnya sinar matahari), maka tidak akan ada kemungkinan segala penyakit atau sifat buruk akan menyebar.
11.  Sedangkan untuk menghalau segala jenis efek racun yang dahsyat, maka para pemuja hendaknya melakukan permandian suci dan mengulang japa mantra. Perioda waktu ini sangat berkhasiat karena ditujukan untuk menghalau segala jenis pengaruh racun.
12.  Bintang kelahiran dan pada saat akhir pelaksanaan upacara suci memiliki kekuatan yang sama dengan saat terjadinya gerhana matahari. Sedangkan waktu yang dihabiskan dengan berkumpul bersama para orang suci yangtelah mencapai pencerahan akan memiliki pahala bercrore daripada pada saat gerhana matahari.
13.  Orang yang memiliki keteguhan pada pengabdiannya pada spiritual dan memiliki pengetahuan yang sempurna, yogi, dan pertapa wajib untuk dipuja karena mereka telah mengahancurkan segala dosa mereka dan mencapaitingkat kesucian yang tinggi.
14.  Seorang brahmana yang telah mengucapkan mantra gayatri sebanyak 2.400.000 kali juga berhak atas penghormatan seperti itu dan bagi yang memberikan pemujaan atau penghormatan itu akan diberikan pahala yang berupa berbagai jenis kenikmatan duniawi.
15.  Kata ‘Patra’ (orang yang berhak atas sesuatu) berarti mereka yang melinungi sang pemberi dari kejatuhan atau kehancuran.
16.  Kata Gayatri berarti sesuatu yang melindungi orang yang mengucapkannya dari kejatuhan dan kehancuran. Hanya orang yang telah tersucikan jiwanya yang dapat menyelamatkan orang yang lainnya, sebagaimana hanya orang kaya dan mereka yang mampu dalam materi saja yang sanggup memberikan sedekah pada orang lain. Orang yang tidak memiliki sarana dan prasrana tidak akan bisa membantu orang yang lainnya.
17.  satu bagian dengan sloka 16
18.  Hanya mereka yang telah tersucikan jiwanya oleh pengucapan mantra Gayatri saja yang bisa disebut sebagai seorang brahmana yang sejati. Hanya mereka yang berhak untuk memimpin upacara suci, Dana, Japa, Homa, Puja dan sebagainya. Hanya mereka yang sanggup menyelamatkan orang lain. Mereka yang lapar hanya bisa dipuaskan oleh hadiah yang berupa makanan.
19.  satu bagian dengan sloka 18
20.  Pada saat-saat yang bertuah dan khusus maka seseorang hendaknya mengundang seorang brahmana yang istimewa, lalu berikan mereka hadiah yang berupa sejumlah uang dan dihormati dengan kata-kata yang manis. Pemberian seperti itu akan memberikan segala macam pahala. Hadiah yang diberikan pada orang yang membutuhkannya adalah hadiah yang paling berharga. Namun jika diberikan setelah orang yang membutuhkannya meminta terabih dahulu maka itu akan memberikan pahal yang setengah saja.
21.  satu bagian dengan sloka 20
22.  Hadiah uang yang diberikan pada seorang pelayan akan memberikan seperempat pahala. Para brahmana sekalian, hadiah yang diberkan pada seorang yang dungu, hanya karena ia lahir dari keluarga seorang brahmana saja maka ia akan menikmati kebahagiaan selama sepuluh tahun. Sedangkan hadiah yang diberikan pada seorang brahmana yang mahir dalam pengetahuan Veda akan memberikan pahala berupa kenikmatan surgawi selama sepuluh tahun.
23.  satu bagian dengan sloka 22
24.  Hadiah yang diberikan padaseorang brahmana yang secara teratur mengucapkan mantra Gayatri akan mendapatkan kenikmatan di alam Satyaloka selama sepuluh tahun. Hadiah yang diberikan pada seorang brahmin yang menjadi pemuja Vishnu akan mendapatkan pahala tinggal di Vaikunthaloka.
25.  Hadiah yang diberikan pada seorang brahmana yang memuja Shiva akan mendapatkan tempat dikahyangan Shiva yaitu di Kailasa. Setap jenis hadiah akan mendapatkan pahala untuk tinggal dan menikmati kebahagiaan di alam-alam tertentu.
26.  Orang yang memberikan makanan pada mereka yang membutuhkan dengan disertai dengan sepuluh pelayanan pada mereka, pada sebuah hari minggu, akan mendapatkan kesehatan yang baik selama sepuluh tahun pada kelahiran yang berikutnya. Sepuluh pelayanan itu adalah menghormati, mengundang, menyediakan minyak untuk mandi, membasuh dan melayahi kaki mereka, memberikan pakian yang bagus dan wewangian, menyuguhkan makanan yang terdiri dari enam rasa, kue yang terbuat dari mentega dan jus manis, daun sirih, sumbangan uang, mengantar kepergian beliau dan mengikuti beberapa langkah sebelum kepergian beliau.
27.  satu bagian dengan sloka 26
28.  satu bagian dengan sloka 26
29.  Orang yang memberika pelayanan pada seorang brahmana pada hari minggu akan mendapatkan kesehatan yang terjaga selama seratus tahun. Jika ia memberikan sepuluh pelayanan itu pada hari senin maka ia akan mendapatkan pahala yang ditentukan pada setiap hari sesuai dengan penjelasan didepan. Hadiah atau sumbangan yang diberikan berupa makanan akan mendapatkan pahala pada masa sekarang ataupun pada kehidupan yang akan datang.
30.  saat bagian dengan sloka 29
31.  Jika ia melakukan pelayanan dengan cara seperti itu seia hari dalam satu minggu maka ia akan mendapatkan kesehatan dan pahala lain sesuai dengan hari ia melakukan palayanan selama seratus tahun.
32.  Demikian juga orang yang memberikan makanan dan pelayanan pada seratus orang brahmana dengan cara seperti itu, pada hari minggu akan mendapat kenikmatan berada di Shivaloka selama seribu tahun.
33.  Dengan melakukan pelayanan pada seribu orang brahmana maka ia akan mendapatkan pahala selama sepuluh ribu tahun. Demikian pula pahala yang didapatkan dengan hadiah yang diberikan pada hari tertentu dapat dipahami oleh mereka yang bijaksana.      
34.  Dengan memberikan makanan padaseribu orang brahmana yang telah tersucikan oleh mantra Gayatri pada hari minggu maka ia akan mendaptkan pahala berupa kesehatan yang baik dan pahala berupa tinggal di Satyaloka.
35.  Dengan memebrikan makanan pada seribu orang maka ia akan mendapatkan pahal untuk tinggal di Vishnuloka. Dengan memberikan makanan pada seratus orang maka ia akan mendapatkan tempat di Rudraloka.
36.  Seorang yang mengejar pengetahuan harus memberikan hadiah pada anak-anak dan menganggap mereka sebagai Brahma. Mereka yang menginginkan seorang anak harus melayani orang muda dan menganggapnya sebagai Vishnu.
37.  Mereka yang mengejar kebijaksanaan harus memberikan hadiah pada orang yang lebih tua dan menganggap mereka sebagai Rudra. Sedangkan mereka yang mengejar kecerdasan intelek hendaknya memberikan hadiah pada para pemudi dan menganggap mereka sebagai dewi Bharati (dewi kebijaksanan dalam berkata-kata).
38.  Orang yang khusus mencari kenikmatan dan kesenangan duniawi harus memberikan hadiah pada wanita yang masih muda dan menganggap mereka sebagai Lakshmi (dewi kekayaan). Sedangkan mereka yang murni mengejar pembebasan dan kasadaran Atman hendaknya memberikan hadiah pada para wanita tua dan memperlakukan mereka sebagai Parvati. 
39.  Sesuatu yang dibeli atau didapatkan secara berlimpah atau sedikit demi sedikit benda berharga dari uang yang diperoleh dari muridnya disebut sebagai Suddhadravya atau kekayaan yang halal. Kekayaan seperti inio akan menghasilkan pahala yang berlimpah.
40.  Kekayaan yang diperoleh dari sumbangan uang dikatakan sebagai kekayaan jenis menengah. Sedangkan kekayaan yang diperoleh dari hasil berdagang atau bertani dikatakan sebagai kekayaan jenis yang rendah.
41.  Kekayaan yang diperoleh oleh seorang kshatrya dari hasil senjatanya, kekayaan dari hasil berdagang yang diperoleh oleh seorang vaishya disebut sebagai kekayaan jenis yang istimewa. Demikian juga dengan Shudra yang mendapatkan kekayaannya dar hasil melayani kasta yang lainnya.
42.  Warisan atau kekayaan yang diberikan oleh seorang suami adalah kekayaan dari seorang wanita yang bijak. Ada dua belas benda yang bisa disumbangkan dalam duabelas bulan yang diawali dengan Chaitra atau pada hari yang khusus untuk medapatkan suatu keinginan tertentu. Semua itu adalah : sapi, sejumlah tanah, biji-bijian, emas, mentega, kain, bahan makanan, jaggery, perak, garam, susu sapi dan seorang perawan. Hadiah yang berupa sapi, produk susu, tahi sapi (dalam bentuk pupuk dan sejenisnya) akan membersihkan dosa yang diperbuat dengan kekayaan dan dosa yang berhubungan dengan air dan minyak akan bisa dibersihkan dengan urin sapi.
43.  satu bagian dengan sloka 42
44.  satu bagian dengan sloka 42
45.  satu bagian dengan sloka 42
46.  Tiga jenis dosa yaitu yang diperbuat secara jasmani dan lainnya akan dibersihkan dengan susu, susu yang sudah dikentalkan dan mentega. Kegunaan mereka hanya dipahami oleh para sarjana yang cerdas.
47.  Hadiah yang diberikan berupa tanah akan memberikan pahala dibumi dan disurga. Sedangkan hadiah yangberupa biji-bijian makanan akan memberikan kekuatan dan pencegahan terhadap kematian yang tidak pada waktunya.
48.  Hadiah yang berupa emas akan mengaktifkan api pencernaan dan ini akan sangat berguna untuk kesehatan. Hadiah yang berupa mentega akan membantu kesejahteraan dan hadiah yang berupa kain akan memberikan pahaa berupa umur panjang.
49.  Hadiah yang berupa bahan makanan akan menigkatkan hasil produksi bahan makanan. Hadiah yang berupa jaggery akan memberikan makanan yang manis. Hadiah yang berupa perak akan memberikan peningkatan sperma dan yang berupa garam akan memberikan kebahagiaan yang bergabung dalam enam rasa.
50.  Hadiah yang berupa buah labu akan memerikan pahala berupa kesejahteraan. Para brahmana sekalian, semua jenis hadiah akan memberikan pahala baik di dunia maupun dialam setelah dunia ini.
51.  Hadiah yang berupa seorang perawan akan memberikan kenikmatan dan kesenangan sepanjang hidup. Orang yang sensitif hendaknya memberi hadiah yang berupa buah sesuai dengan musim seperti buah nangka, mangga, apel, tanaman palawija, sayuran, cabai dan berbagai hasil bumi lainnya.
52.  satu bagian dengan sloka 51
53.  satu bagian dengan sloka 51
54.  Mereka harus menghargai organ-organ indera orang lain sebagai penghormatan atas pendengaran yang telah dilakukannya.  Ini juga akan menghargai keempat penjuru arah juga.
55.  Percaya dengan Tuhan adalah jenis pemikiran yang meyakini adanya pahala dari setiap perbuatan. Makanya penting untuk mempelajari kitab Veda dan kitab suci lainnya dari seorang guru yang langsung.
56.  Pengabdian pada Tuhan karena takut pada kerabat atau takut pada hukuman dari seseorang adalah jenis yang terendah. Mereka yang kurang mampu hendaknya memuja Tuhan secara verbal dan pelayanan dengan memanfaatkan tenaganya.
57.  Pemujaan yang verbal adalah dengan mengucapkan mantra dan mengagungkan nama Tuhan serta melakukan japa. Sedangkan yang dimaksudkan dengan pelayanan adalah melakukan tirtayatra. Melakukan puasa, atau ritual lainnya.
58.  Apapun yang dilakukan oleh seseorang, kecil ataupun besar, dengan sarana apapun, jika ditujukan untuk para dewa maka akan memberikan pahala yang berupa kesejahteraan dan kenikmatan.
59.  Dua hal yang harus dilakukan oleh seorang adalah melakukan ritual tirakan serta memberikan sumbangan. Kedua hal itu harus dilakukan menyesuaikan dengan kasta, serta orang itu sendiri. Karena semua itu akan memberikan keberkenan para dewa dan juga kenikmatan duniawi. Seorang pemuja yang seperti itu akan selalu mendapatkan pahala yang baik di kehidupan sekarang maupun setelah dunia ini. Jika ia melakukan upacara suci ditujukan untuk Tuhan, maka ia akan mencapai pembebasan. Ia yang membaca atau mendengar bab ini akan diberikan pahala berupa kebaikan dan dianugrahi dengan kebijaksanaan.
60.  Satu bagian dengan sloka 59
61.  Satu bagian dengan sloka 59
78. Ini adalah sungai suci yang disebutkan dalam Rg Veda sama seperti sunga Saraswati, Sindhu, Gangga, Yamuna, dan Sutudri. Garghara dan Tamasa adalah pertemuan alirannya. Ini adalah sungai suci disebelah utara Kosala, dengan Ayodhya yang merupakan kota suci yang terdapat dipinggirnya.
79. Sila dan unchavrrti. Menurut Kullukabhata atau Manusmrti mendapatkan lebih dari satu telinga jagung (one ear of corn) disebut sebagai Sila sedangkan mendapatkan jagung satu persatu disebut sebagai uncha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar