Minggu, 16 Oktober 2011

Pemujaan Tri Murti untuk Mengendalikan Perubahan


Utpati sthiti linakyam
Lokanang kreta karanah
Anadhi madhyani dhanah.
Sarve garudha vahanah
.
(Bhuwana Kosa.IV.33)
Maksudnya: Tuhanlah yang menciptakan seluruh alam, Tuhan sebagai perwujudan utpati, sthiti dan pralina yang tanpa awal, pertengahan dan akhir. Beliau semuanya mengendarai garuda.
Budaya – Balipost Minggu, 23 Mei 2010
Pemujaan Tri Murti untuk Mengendalikan Perubahan
Oleh I Ketut Wiana
Utpati sthiti linakyam
Lokanang kreta karanah
Anadhi madhyani dhanah.
Sarve garudha vahanah
.
(Bhuwana Kosa.IV.33)
Maksudnya: Tuhanlah yang menciptakan seluruh alam, Tuhan sebagai perwujudan utpati, sthiti dan pralina yang tanpa awal, pertengahan dan akhir. Beliau semuanya mengendarai garuda.
MENURUT keyakinan Hindu, hanya Tuhan yang kekal abadi tidak kena hukum perubahan. Semua ciptaan Tuhan tidak ada yang langgeng di alam semesta ini. Semua ciptaan Tuhan kena hukum Tri Kona yaitu utpati, sthiti dan pralina yaitu tercipta atau lahir, hidup dan lenyap tanpa bentuk. Menurut Bhuwana Kosa IV.33 yang dikutip di atas yang menciptakan hukum Tri Kona; utpati, sthiti dan pralina itu adalah Tuhan sendiri. Ini artinya tidak ada ciptaan Tuhan yang luput dari proses utpati, sthiti dan pralina.
Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna memiliki harapan dalam hidupnya agar dapat mengikuti proses lahir hidup dan mati dengan baik, benar dan wajar. Artinya dalam proses lahirnya berjalan dengan benar dan baik dan wajar. Demikian juga dalam menjalani kehidupan di bumi ini dapat dilakoninya dengan baik, benar dan wajar juga.
Demikian juga saat mengakhiri hidupnya di bumi ini juga berjalan dengan wajar-wajar tanpa masalah. Misalnya tidak mati salah pati atau ngulah pati. Harapan hidup manusia agar bisa mengikuti proses utpati, sthiti dan pralina dengan sebaik-baiknya salah satu caranya dengan memuja Tuhan sebagai Tri Murti yaitu Brahma, Wisnu dan Siwa.
Hal inilah yang menyebabkan semua sekte atau sampradaya dalam tradisi Hindu mengenal adanya pemujaan pada Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Tri Murti. Untuk menciptakan sesuatu yang patut diciptakan dipujalah Tuhan sebagai Dewa Brahma. Untuk memelihara dan melindungi sesuatu yang patut di pelihara dan dilindungi di pujalah Tuhan sebagai Dewa Wisnu.
Demikian juga untuk menghilangkan atau mempralina sesuatu yang sepatutnya di-pralina dipujalah Tuhan sebagai Dewa Siwa atau Iswara. Artinya perubahan hidup di bumi ini dari utpati, sthiti dan pralina diharapkan berjalan dengan baik, benar dan wajar. Pemujaan Tuhan sebagai Tri Murti adalah sebagai usaha untuk menyukseskan hidup dalam wujud niskala. Usaha niskala itu tidaklah lengkap tanpa usaha sekala.
Tuhan sebagai Dewa Tri Murti di samping sebagai pencipta hukum Tri Kona juga sebagai dewa penuntun umat manusia dalam mengendalikan tri guna-nya.
Dalam Bhagawad Gita XIV.5 ada dinyatakan bahwa tri guna ini berasal dari prakerti kalau tidak ditata dengan baik dapat menyelubungi kesucian atman sebagai unsur purusa. Kesucian atman tidak dapat mencerahkan perilaku manusia mewujudkan kesucian atman di bumi ini. Karena itu dalam berbagai ajaran sastra suci Hindu banyak dijumpai ajaran untuk menata dinamika tri guna ini agar manusia dapat meraih hidup sejahtera lahir batin.
Dalam Matsya Purana 53.Sloka 68 dan 69 ada dinyatakan bahwa Dewa Wisnu adalah Tuhan dalam manifestasinya sebagai penuntun manusia mengendalikan guna sattwam. Dewa Brahma sebagai penuntun manusia mengendalikan guna rajah dan Dewa Siwa sebagai penuntun manusia mengendalikan guna tamas. Bhgawad Gita XIV.9 menyatakan bahwa kalau guna satwam yang dominan dalam diri maka orang akan mendapatkan kehidupan yang bahagia.
Kalau guna rajah yang dominan maka orang akan mampu bekerja keras. Kalau guna tamas yang menguasai diri seseorang maka kebijaksanaannya akan tertutup. Dalam Pustaka Tattwa Janyana 7 dinyatakan bahwa kalau guna sattwam yang menguasai pikiran (citta) maka ia menjadi orang yang bijaksana, tahu akan apa yang disebut patut dan tidak patut, baik caranya bertingkah laku, meskipun ia bertenaga ia tidak kasar, tidak berkata asal berkata dan bersikap hormat.
Sedangkan kalau guna rajas yang berkuasa maka alam pikirannya sering goncang, bergerak serba cepat, tergesa-gesa, mudah panas hati, congkak, iri hati, mudah tersinggung, suka usil. Bila guna tamas yang melekat dalam alam pikiran maka orang itu akan malas, pengotor, kuat makan, suka tidur, dungu, besar birahinya, iri hati, amat bernafsu, loba dst.
Dalam Pustaka Wrehaspati Tattwa 21 menyatakan bahwa kalau guna sattwam dan guna rajas sama-sama kuat menguasai pikiran (citta) maka guna sattwam menyebabkan orang senantiasa berniat baik berdasarkan dharma dan guna rajas membuat orang berbuat baik mewujudkan tujuan dharma itu. Orang yang demikian itupun akan mencapai sorga. Pustaka Wrehaspati Tattwa 22 menyatakan bila guna sattwam, rajas dan tamas sama-sama kuat menguasai pikiran maka orang itupun akan terus menjelma sebagai manusia ke bumi ini.
Untuk mencapai sorga manusia harus terus menerus dalam penjelmaan sebagai manusia di bumi ini berusaha menyeimbangkan kekuatan guna sattwam dan rajas untuk menguasai pikirannya. Dengan demikian ia akan konsisten berniat baik dan juga berbuat baik secara nyata berdasarkan dharma.
Karena itu pemujaan Tri Murti dalam tradisi Hindu di Bali bukan untuk menyelesaikan konflik antarsekte Hindu di Bali. Karena tidak ada bukti sejarah bahwa sekte-sekte (sampradaya) Hindu di Bali pernah konflik. Apa lagi pada abad ke-11 Masehi Raja Udayana dan permaisurinya beda sekte tetapi raja suami istri itu rukun memimpin Bali. Raja menganut Budha Mahayana sedangkan permaisurinya menganut Siwa Pasupata.
Mpu Kuturan menganjurkan pendirian Kahyangan Tiga sebagai media pemujaan Tri Murti bukan untuk mengatasi sekte yang konflik, karena tak ada sekte yang konflik. Pendirian Kahyangan Tiga dianjurkan untuk mengendalikan perubahan utpati, sthiti dan pralina itu agar dilakukan oleh orang-orang yang tri guna-nya terkendali juga. Dengan demikian perubahan di setiap desa pakraman akan senantiasa mengarah pada perubahan berdasarkan dharma dan untuk dharma pula.[ketut wiana].

Meditasi dengan gayatri mantra


Meditasi dengan gayatri mantra
Om bhur bhuvah svah,
tat savitur varenyam,
bhargo devasya dhimahi,
dhiyo yo nah pracodayat.

artinya:
O cahaya bersinar yang telah melahirkan semua loka atau dunia kesadaran, O Tuhan yang muncul melalui sinarnya matahari sinarilah budi kami.


Inilah makna dari mantra yang memiliki semua bija-mantra yang kesemuanya melambangkan dari kekuasaan Brahman dalam cahaya suciNya. Om melambangkan Tuhan, Bhur mewakili bumi, Bhuvah melingkupi semua bagian dari daerahnya dewata-dewata dan setengah dewata sampai kepada matahari. Sedangkan Svah mewakili dimensi alam ketiga yang diketahui dengan nama svargaloka dan semua loka-loka yang cemerlang dia atasnya.

Gayatri mantra ini mempunyai getaran sangat kuat sehingga seseorang dalam pencaran rohaninya apabila tulus mengucapkan Gayatri mantra ini akan membawa
kepada pencerahan bathin. Banyak buku yang mengulas bagaimana kehebatan dari Gayatri mantram tersebut, namun tidak ada guru yang bisa memberikan pelajaran secara sistematis sehingga tidak ada pegangan yang kuat bagi murid-murid untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi.

Gayatri mantram pada dasarnya bekerja secara otomatis dalam kesadaran rohani manusia. Ini di sebabkan mantram tersebut mewakili dari setiap elemen dasar
manusia dan alam.

Manusia memiliki tiga bagian badan yaitu badan fisik, badan energy (aura atau cahaya) dan badan roh (atma) ketiga bagian badan ini saling terkait satu sama
lainnya. Badan fisik berhubungan dengan napas dan prana, dan badan roh berhubungan dengan kesadaran Brahman.

Dijaman yang serba tidak pasti ini, banyak sekali bermunculan suatu masalah dalam kehidupan seperti contoh agama, ekonomi, sosial dan lain-lain dan yang
lebih parah lagi adalah banyaknya kasus penyakit. Tidak bisa disangkal lagi bahwa jaman ini materi menjadi tujuan yang paling utama, karena materi bagi seseorang menjajanjikan sebuah kebahagiaan.

Karena pencitraan yang sangat kuat ini, banyak orang pada jaman sekarang melakukan perbuatan yang berorientasi pada harta, segala cara pun dilakukan
asalkan terpenuhi nafsunya serta ambisinya. Tidak di dunia ekonomi saja terjadi seperti itu, di dunia energy pun banyak orang menggunakan kekuatan mistik
hitam untuk mencelakai secara halus, ini terlepas dari percaya atau tidak dengan hal ilmu hitam. Banyak bermunculan duku-dukun serta paranormal yang
menjajanjikan serta menjual berbagai macam kebolehan serta asesories untuk kedigjayaan atau kesaktian. Apabila tidak kuat iman, bisa dipastikan jaman
sekarang akan menjadi budak dari sekian pencitraan yang mencekam dalam kehidupan ini.

Lalu haruskah kita lari dari kehidupan ini dan mengasingkan diri untuk pergi ke hutan atau gua dan apakah kita mengambil jalan singkat bunuh diri?
Kedua-duanya adalah jalan yang konyol, kita harus menghadapi gelombang badai tersebut, namun dengan cara yang sangat halus serta bijak.

Apa yang disebut dengan suara karena kita mempunyai otak serta indra mata. Anadaikan saja seseorang buta dan tuli sejak lahir pasti baginya dunia ini tidak
ada, inilah yang disebut dengan ikatan indra dengan alam sementa. Untuk bisa terhindar dari masalah tersebut, tidada jalan lain kecuali mencari masalah
itu jauh ke dalam hati dan pikiran sebab di sanalah kemelut itu bercokol.

MEDITASI DENGAN GAYATRI MANTRA

Sudah dikatakan Gayatri mantram mempunyai vibrasi sangat kuat terhadap otak dan batin asalkan tahu bagaimana cara menggunakan mantra tersebut. Meditasi
pada hakekatnya berhubungan dengan pikiran, kesadaran, serta spirit dan sangat dibutuhkan guru yang khusus. Apabila anda ingin menjadikan Gayatri Mantra sebagai bagian dari meditasi anda harus melakukan puasa putih(tanpa garam, dan tidak minum susu) selama dua hari untuk memohon berkat kepada Maha Dewi.

Lakukan puasa mulai hari Rabu (pagi) sampai Jumat (pagi) hanya makan nasi putih dan air putih saja dan lakukan puja Gayatri setiap pagi menghadap matahari
terbit, siang hari, dan malam hari. Dalam mengucapkan Gayatri mantra enam kali untuk pagi hari, empat kali untuk siang hari, dan dua puluh sembilan kali untuk
malam hari. Lakukan puasa dan puja Gayatri dengan ketulusan hati jangan memohon suatu daya-daya sakti tertentu sebab belum tentu keinginan anda akan
terpenuhi. Setelah melakukan puasa dan puja gayatri selama dua hari barulah anda di perkenankan untuk melakukan meditasi ternadap Gayatri mantra sebab api spirit anda sudah menyala.

Tambahan:
Dalam penjelasannya puasa putih ini dapat dilakukan sehari saja tapi harus pada hari kelahirannya. Misalnya lahir hari Senen, maka puasa dilakukan pada Senen pagi hingga Selasa pagi.

TEORI MEDITASI

Sebelum meditasi cucilah muka, tangan, serta kaki, atau anda mandi untuk membersihkan badan dari kotoran sekaligus membuat badan menjadi segar. Duduklah dengan memakai alas dari kain, tikar, atau selimut, posisi punggung tegak lurus dan tangan diletakkan dipangkuan dalam posisi relek. Pejamkan mata, serta tenangkan pikiran berberapa detik, setelah itu ucapkan mantra "

OM Bhur, OM Bhuvah, OM Svah"

ucapkan dengan suara lambat serta santai jangan tergesa-gesa sebanyak lima
kali, ini bertujuan untuk membersihkan lapisan pikiran.

Pada saat mengucapkan mantra ini arahkan pikiran pada mantra dan suara bukan pada bayangan pikiran. Setelah baca mantra selesai tutuplah mulut serta tenangkan pikiran lalu ucapkan Gayatri mantram

" OM Bhur, Bhuvah, Svah, tat savitur varenyam, bhargo devasya
dimahi, dhiyo yo nah pracodayat"

dengan lambat dan tenang di dalam hati. Arahkan pikiran serta getaran suara mantra pada jantung, anda cukup meniatkan saja bukan membayangkan.

Meditasi dengan Gayatri mantram sangat efektif untuk berbagai macam keperluan seperti melindungi diri dari energy negatif, kecantikan, kekuatan batin, kecerdasan
dan lain-lain. Kekuatan Gayatri mantra tidak bisa berfungsi apabila disertai niat kurang baik. Meditasi Gayatri mantra apabila dilakukan dengan baik serta
tulus akan banyak muncul keajaiban-keajaiban yang tidak bisa kita sangka. Gayatri mantra bukan bekerja pada maksud si meditator namun, karunia, energy,
rahmat, dari Maha Devi Gayatri yang berhak menentukan. Bagaikan mobil, sang supirlah yang tahu kemana tujuan dari mobil itu, bukan tujuan dari mobil tersebut yang dituruti sang supir.


Energy Gayatri masuk dari ubun-ubun melalui tulang belakang serta menyebar keseluruh tubuh fisik, tubuh energy, dan atma. Banyak guru-guru suci yang tercerahkan mengatakan "pencerahan akan kalian dapatkan pada Gayatri mantra. Pada jaman kali yuga ini tiada yang mampu melepaskan lapisan kekotoran pikiran
selain getaran halus dari Gayatri mantra.

TIPS

Apa bila anda merasa ada sakit yang disebabkan oleh ulah niat jahat seseorang, dan kalau percaya dengan hal ini anda bisa menggunakan cara berikut ini. Sediakan air bersih , higienis, untuk diminum, lalu jemurlah air tersebut pada cahaya matahari serta cahaya bulan di malam hari. Setelah air tersebut dijemur oleh kedua unsur cahaya tersebut berdoalah pada Tuhan sambil membaca Gayatri mantram 11 kali, setiap habis membaca gayatri mantram tiupkan nafas anda pada air tersebut. Air tersebut bisa diminum atau dipakai campuran obat, mandi dan lain-lainnya. Dengan kekuatan ini segala macam bentuk energy jahat dari seseorang akan hancur oleh kekuatan dari mantra tersebut, hal ini sering terbutkti di daerah-daaerah terpencil. Ada banyak lagi cara-cara yang bisa dijadikan renungan, betapa Gayatri mantra mempu untuk menghadapi dilema dalam hidup ini.